25 Mar, 2024
CARA ORANG DAYAK MERANGKUL TRADISI DAN KEBERLANJUTAN
Pemberdayaan Masyarakat
Desa Dayak Wehea yang berlokasi di tengah keindahan Pulau Kalimantan menjadi bukti ketahanan budaya dan keberadaan yang harmonis dengan alam. Masyarakat Dayak Wehea adalah kelompok etnis asli yang tinggal di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Masyarakat Dayak Wehea menunjukkan gaya hidup unik yang menggabungkan antara tradisi, penghargaan dan kehidupan keberlanjutan yang mendalam terhadap lingkungannya. Masyarakat Dayak Wehea memiliki komitmen kuat terhadap praktik hidup berkelanjutan yang diturunkan oleh nenek moyangnya. Salah satunya adalah teknik pertanian tradisional, seperti ladang berpindah. Teknik ini digunakan untuk tetap menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus menjaga tradisi.
Baca juga: AKTIVITAS ‘RUMAH BELAJAR’ DI DESA DEA BEQ
Selain itu, mereka juga memiliki keyakinan spiritual yang erat kaitannya dengan alam. Hutan bukan sekadar sumber daya, melainkan juga tempat suci di mana para leluhur dan penjaga mereka berada. Upacara adat dan ritual dilangsungkan untuk menghormati dan mencari harmoni dengan entitas spiritual ini, memperkuat koneksi masyarakat Dayak Wehea dengan tanah tinggalnya.
Masyarakat Dayak Wehea memainkan peran sentral dalam upaya konservasi, khususnya dalam konteks program reintroduksi orangutan yang salah satunya digerakkan oleh Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (Yayasan BOS) bersama PT. Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (PT. RHOI). Dalam hal ini, Yayasan BOS dan PT. RHOI juga mengembangkan program pemberdayaan masyarakat dengan sasaran masyarakat Dayak Wehea di tiga desa binaan, yaitu Desa Dea Beq, Desa Bea Nehas, dan Desa Diaq Lay. Kolaborasi antarpihak ini menunjukkan keseimbangan antara usaha melestarikan warisan budaya dan partisipasi aktif dalam keberlanjutan lingkungan.
Baca juga: PERAN PEREMPUAN DALAM MELESTARIKAN BUDAYA DAYAK WEHEA
Meskipun begitu, tantangan seperti perambahan, deforestasi, dan modernisasi gaya hidup tetap terjadi sampai ke pedalaman Kalimantan. Namun, masyarakat Dayak Wehea menunjukkan respon dengan menyesuaikan pengetahuan tradisional untuk mengatasi tantangan modern. Sebagai contoh, mereka hanya memproduksi dan mengumpulkan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan mereka, tidak berlebihan seperti yang dilakukan banyak komunitas demi keuntungan. Mereka menggunakan teknik ladang berpindah sehingga memungkinkan area lahan yang sudah tidak digunakan dapat kembali alami secara natural. Selain itu, mereka juga masih berburu menggunakan senjata tradisional untuk membatasi jumlah hewan yang dibunuh sehingga tidak menyebabkan penurunan populasi.
Saat ini, PT. RHOI sendiri telah menjalankan beberapa pemberdayaan masyarakat yang didukung oleh beberapa mitra, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Program-program tersebut di antaranya meliputi bidang pendidikan, kesehatan, sampai pemaksimalan potensi komoditas desa.
Teks oleh: Tim Komunikasi Kantor Pusat BOS, Bogor, Jawa Barat