• Orangutan
    • Mengapa Orangutan
    • Habitat Orangutan
      • Tentang Habitat Orangutan
      • Peran Penting
    • Ancaman Terhadap Orangutan
    • FAQ Orangutan
  • Tentang Kami
    • Pekerjaan Kami
      • Reintroduksi Satwa
      • Restorasi Ekosistem
    • Tim Kami
    • Sejarah
    • Karir
    • FAQ RHOI
  • Galeri
  • Publikasi
  • Narahubung
ID
EN ID
MENU
  • Orangutan
    • Mengapa Orangutan
    • Habitat Orangutan
      • Tentang Habitat Orangutan
      • Peran Penting
    • Ancaman Terhadap Orangutan
    • FAQ Orangutan
  • Tentang Kami
    • Pekerjaan Kami
      • Reintroduksi Satwa
      • Restorasi Ekosistem
    • Tim Kami
    • Sejarah
    • Karir
    • FAQ RHOI
  • Galeri
  • Publikasi
  • Narahubung
English Indonesia
Kembali ke Cerita
09 Jan, 2023

RANGKONG GADING: SIMBOL KESETIAAN MASYARAKAT DAYAK

Keanekaragaman Hayati

Rangkong Gading (Rhinoplax vigil) atau tajaku, sebutan bagi masyarakat Dayak Punan Aput yang bermukim di Desa Long Sule dan Long Pipa merupakan satwa yang hanya bisa ditemukan di Sumatera dan Kalimantan. 

Di Kalimantan, satwa ini mudah dikenali karena bentuk kepala yang unik dan suaranya yang khas. Namun, keberadaannya semakin sulit ditemui karena menjadi salah satu satwa yang diburu. Bisa berjumpa dengannya di dalam hutan secara langsung merupakan momen yang sangat berkesan mengingat populasinya yang semakin sedikit. 

Bagi masyarakat Dayak, tajaku adalah lambang kesetiaan. Menurut cerita dari masyarakat setempat, ketika sang betina menghilang atau mati, si jantan akan mencari pasangannya selama berbulan-bulan di lokasi terakhir mereka bersama. 

Sebelumnya, tajaku bagi masyarakat Dayak diburu untuk diambil kepala dan bulunya sebagai aksesoris kesenian dan pakaian adat. Kini, perburuan Rangkong Gading untuk keperluan ekonomi di desa Long Sule dan Long Pipa sudah lama ditinggalkan. Mereka memercayai bahwa tajaku sebagai simbol adat memiliki nilai yang sangat sakral dan tidak bisa digantikan dengan uang berapa pun. 

Para sesepuh di kampung mengingatkan pada generasi muda untuk selalu melestarikan alam dan menjaga populasi tajaku agar keberadaannya tetap bisa dijumpai oleh generasi selanjutnya.  

Teks oleh: Tim PRM di Kamp Nles Mamse, Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur 

  • Share
  • Logo Facebook
  • Logo Twitter

Cerita Lainnya

Keanekaragaman Hayati
ELANG-ALAP BESRA: SI PEMBURU CEKATAN PENGUASA LANGIT HUTAN
05 Mei 2025
Keanekaragaman Hayati
HARMONI DENGAN ALAM DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
22 Mei 2025
Keanekaragaman Hayati
SERO AMBRANG YANG LANGKA DI JUQ KEHJE SWEN
26 April 2021
PT. Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (PT. RHOI) didirikan oleh Yayasan BOS pada tanggal 21 April 2009 untuk menyediakan tempat aman yang permanen bagi orangutan agar mereka dapat hidup dalam kebebasan.
MENU
  • Orangutan
  • Tentang Kami
  • Galeri
  • Publikasi
  • Narahubung
DAPATKAN BERITA TERBARU KAMI

Dapatkan pembaruan eksklusif tentang pekerjaan kami dan bagaimana Anda dapat membantu.

KERJA SAMA
Copyright ©2025 RHOI. All RIghts Reserved. Site by Site by WEBARQ
Narahubung