05 Mei, 2025
ELANG-ALAP BESRA: SI PEMBURU CEKATAN PENGUASA LANGIT HUTAN
Keanekaragaman Hayati
Hutan-hutan di Asia dipenuhi oleh berbagai jenis pemangsa udara yang mengagumkan, salah satunya adalah elang-alap besra (Accipiter virgatus). Burung pemangsa kecil ini dikenal dengan kelincahannya dalam berburu serta peran pentingnya dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Meskipun sering kali sulit dikenali karena ukuran dan pola terbangnya yang cepat, kehadirannya menjadi indikator ekosistem yang sehat.
Morfologi Elang-Alap Besra
Elang-alap besra adalah salah satu spesies elang berukuran kecil hingga sedang, dengan panjang tubuh sekitar 25–35 cm dan rentang sayap mencapai 50–65 cm. Burung jantan umumnya lebih kecil dibandingkan betina, sebuah karakteristik khas burung pemangsa.
Baca juga: NEPENTHES AMPULLARIA: SI PEMANGSA YANG UNIK YANG MENAWAN
Burung ini memiliki bulu bagian atas berwarna abu-abu gelap hingga kecoklatan, sementara bagian bawah tubuhnya dihiasi dengan garis-garis horizontal coklat kemerahan yang kontras dengan latar putih. Burung ini juga memiliki mata yang tajam berwarna kuning. Paruhnya kecil tetapi kuat dan melengkung serta cakarnya tajam dan kuat merupakan senjata utamanya dalam menangkap buruan.
Sebagai pemangsa yang lincah, elang-alap besra mengandalkan kecepatan dan kejutan dalam berburu. Mereka sering mengendap-endap di antara dedaunan sebelum tiba-tiba menyerang mangsa dengan gerakan yang cepat dan presisi tinggi. Elang-alap besra biasanya berburu di pagi dan sore hari, ketika mangsa mereka sedang aktif. Mangsanya biasanya burung dan mamalia kecil serta serangga yang memiliki ukuran sedikit lebih besar seperti belalang dan kumbang.
Sebaran dan Habitat
Elang-alap besra memiliki sebaran yang luas di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk di India, Tiongkok selatan, Myanmar, Thailand, Filipina, hingga Indonesia. Di Indonesia sendiri, burung ini dapat ditemukan di Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali, terutama di kawasan dengan ketinggian mencapai 2.500 meter di atas permukaan laut.
Baca juga: LUTUNG DAHI PUTIH: TEMUAN ISTIMEWA DI HUTAN KEHJE SEWEN
Mereka lebih sering ditemukan di hutan hujan tropis, hutan sekunder, serta di daerah yang masih memiliki pohon-pohon besar. Kadang-kadang, elang-alap besra juga dapat beradaptasi dengan lingkungan yang lebih terbuka, termasuk perkebunan dan taman di sekitar pemukiman manusia.
Kebiasaan Berkembang Biak
Musim kawin elang-alap besra umumnya terjadi pada musim semi hingga awal musim hujan, tergantung pada lokasi geografisnya. Selama masa perkawinan, pasangan elang akan melakukan atraksi udara, seperti saling mengejar dan menampilkan kemampuan terbang mereka.
Sarang mereka biasanya dibangun di pohon besar dengan struktur yang cukup sederhana, terbuat dari ranting-ranting kering dan dedaunan. Betina akan bertelur sebanyak 2–4 butir, yang kemudian dierami selama sekitar 4–5 minggu. Setelah menetas, anakan elang-alap besra akan bergantung pada induknya selama beberapa bulan sebelum akhirnya belajar berburu sendiri dan meninggalkan sarang.
Status Konservasi Upaya Pelestarian
Sayangnya elang-alap besra dikategorikan sebagai Least Concern (LC) oleh Uni Internasional Konservasi Alam (IUCN). Meskipun begitu, ancaman seperti deforestasi dan perburuan liar dapat menurunkan populasinya lebih cepat. Untuk itu, langkah pencegahan seperti melindungi habitat alaminya, melakukan edukasi pada masyarakat akan kerugian perburuan liar, serta memantau populasinya perlu dilakukan untuk menjaga populasi elang-alap besra agar tetap stabil di alam.
Baca juga: PERTEMUAN LANGKA DENGAN BUNGLON BORNEO YANG ELUSIF
Dengan menjaga keseimbangan populasi burung pemangsa seperti elang-alap besra berarti juga menjaga keseimbangan ekosistem tempat mereka hidup. Pada akhirnya upaya ini juga akan memberikan manfaat bagi keseimbangan alam secara keseluruhan.
Teks oleh: Tim Komunikasi Kantor Pusat BOS, Bogor, Jawa Barat