• Orangutan
    • Mengapa Orangutan
    • Habitat Orangutan
      • Tentang Habitat Orangutan
      • Peran Penting
    • Ancaman Terhadap Orangutan
    • FAQ Orangutan
  • Tentang Kami
    • Pekerjaan Kami
      • Reintroduksi Satwa
      • Restorasi Ekosistem
    • Tim Kami
    • Sejarah
    • Karir
    • FAQ RHOI
  • Galeri
  • Publikasi
  • Narahubung
ID
EN ID
MENU
  • Orangutan
    • Mengapa Orangutan
    • Habitat Orangutan
      • Tentang Habitat Orangutan
      • Peran Penting
    • Ancaman Terhadap Orangutan
    • FAQ Orangutan
  • Tentang Kami
    • Pekerjaan Kami
      • Reintroduksi Satwa
      • Restorasi Ekosistem
    • Tim Kami
    • Sejarah
    • Karir
    • FAQ RHOI
  • Galeri
  • Publikasi
  • Narahubung
English Indonesia
Kembali ke Cerita
07 Agu, 2023

LINDUNGI HUTAN, LINDUNGI ENGGANG

Keanekaragaman Hayati

Baru-baru ini tim Post-Release Monitoring (PRM) kami di Kamp Nles Mamse, Hutan Kehje Sewen bertemu dengan enggang klihingan (Anorrhinus galeritus). Satwa yang masih satu keluarga dengan rangkong dan dapat ditemukan di kawasan Asia Tenggara ini, tengah bertengger di salah satu pohon dan mengunyah makan siangnya yaitu seekor belalang sembah (Mantis). Tim PRM kami lantas melakukan observasi dan memotretnya dari bawah.

Enggang klihingan biasa mendiami hutan dengan kanopi rapat dan menjadikan pohon meranti (Shorea spp.) sebagai pohon sarangnya. Burung ini adalah jenis terkecil dari spesiesnya dan sulit ditemui di hutan terbuka, meski masih bisa ditemui di hutan-hutan gambut atau tepi pantai. 

Selain serangga-serangga kecil, enggang klihingan juga mengonsumsi beberapa buah seperti ara (Ficus spp.) dan beberapa buah lain dengan kandungan gula dan lemak yang tinggi. Meskipun hidup dalam koloni, satu pasangan dominan akan melakukan perkembangbiakan dan seluruh kawanan dalam kelompok akan membantu merawat sarang dan telur baru tersebut. Kelompok terbesar yang pernah tercatat terdiri dari 12 individu enggang yang membantu dalam merawat sarang dan mengumpulkan makanan. Mereka memerlukan waktu selama kurang lebih 90 hari bersarang, termasuk 30 hari inkubasi telur untuk menghasilkan dua sampai tiga anak burung. 

Sayangnya, saat ini enggang klihingan masuk dalam daftar satwa yang dilindungi kategori “Near Threatened” (NT) menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan masuk ke dalam kategori “Apendix II” oleh Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES). Hal ini disebabkan karena mereka telah kehilangan habitat aslinya sebanyak hampir 20% sejak tahun 2000-2012. Karena itu, sudah sepatutnya kita menjaga habitat alami enggang ini dengan pemanfaatan dan manajemen sumber daya hutan yang tepat guna dan berkelanjutan.

Teks oleh: Tim Komunikasi, BOS Kantor Pusat, Bogor, Jawa Barat  

  • Share
  • Logo Facebook
  • Logo Twitter

Cerita Lainnya

Keanekaragaman Hayati
KEMBARA DAN SAYAP BIRUNYA YANG MENAWAN
18 Maret 2024
Keanekaragaman Hayati
APAKAH ITU BURUNG? ULAR? ITU PECUK ULAR ASIA!
13 September 2021
Keanekaragaman Hayati
ELANG-ALAP BESRA: SI PEMBURU CEKATAN PENGUASA LANGIT HUTAN
05 Mei 2025
PT. Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (PT. RHOI) didirikan oleh Yayasan BOS pada tanggal 21 April 2009 untuk menyediakan tempat aman yang permanen bagi orangutan agar mereka dapat hidup dalam kebebasan.
MENU
  • Orangutan
  • Tentang Kami
  • Galeri
  • Publikasi
  • Narahubung
DAPATKAN BERITA TERBARU KAMI

Dapatkan pembaruan eksklusif tentang pekerjaan kami dan bagaimana Anda dapat membantu.

KERJA SAMA
Copyright ©2025 RHOI. All RIghts Reserved. Site by Site by WEBARQ
Narahubung