01 Jul, 2024
MENGINTIP RUMAH ADAT LAMIN
Pemberdayaan Masyarakat
Orang-orang Dayak dikenal dengan rumah panjang tradisional mereka yang masih menjadi rumah bagi anggota keluarga besar di Kalimantan. Di provinsi Kalimantan Timur, rumah tradisional Lamin merupakan bagian penting dari budaya Dayak dan memiliki arti penting bagi banyak kelompok sub-etnis di sana, termasuk Dayak Wehea. Rumah-rumah tradisional Lamin berdiri di atas panggung dan panjangnya bisa mencapai 300 m dan lebar 15 m. Rumah bersejarah ini biasanya dibangun dari kayu ulin Kalimantan yang kini sudah mulai langka untuk didapatkan eksploitasi berlebihan oleh banyak perusahaan industri kayu.
Baca juga: CARA ORANG DAYAK MERANGKUL TRADISI DAN KEBERLANJUTAN
Tidak hanya kuat, bangunannya juga menampilkan keunikan. Sisi ujung atap dan ujung bangunan dilengkapi ukiran khas masyarakat Dayak. Kemudian di sisi bagian bawah bertemuan lantai dasar dan lantai atas serta pinggir pintu utama di cat putih membentuk ukiran khas Dayak.
Salah satu rumah adat yang terdapat pada gambar merupakan rumah adat Lamin di Desa Nehas Liang Bing. Rumah adat ini berdiri di tengah pemukiman warga dengan bagian belakang yang berbatasan langsung dengan sungai Wahau. Di pinggir sungai tersebut terdapat jembatan ulin dan dermaga yang diakses melalui jalan kayu tepat di samping rumah adat.
Sayangnya, bangunan jembatan ulin dan dermaga tampak memprihatinkan karena penuh dengan lumpur pascabanjir. Kini, kondisi dermaga dan jembatan tersebut sudah tidak digunakan untuk aktivitas sehari-hari masyarakat desa. Namun, masih digunakan pada acara-acara khusus untuk kegiatan tradisional di sungai, seperti pertempuran perahu selama perayaan Lom Plai.
Baca juga: RHOI MEMBANTU RITUAL NAQ LOM TETAP TERSELENGGARA
Seiring berjalannya waktu, rumah adat Lamin di desa ini juga mulai mengalami pengikisan karena termakan usia dan cuaca. Meski sekarang kondisinya sendiri kurang tertata, rumah adat dengan pondasi kayu ulin ini seutuhnya masih dapat berdiri kokoh.
Selain rumah adat, di Desa Nehas Liang Bing juga terdapat bangunan Lembaga Adat Besar Dayak Wehea. Bangunan ini masih digunakan sampai saat ini dan difungsikan sebagai area komunal oleh muda-mudi masyarakat Dayak Wehea untuk berkumpul, bercengkerama, atau bermain alat musik tradisional.
Meskipun kegiatan ini dapat dilakukan di tempat lain, membuka akses penggunaan bangunan tradisional kepada masyarakat desa, khususnya anak-anak muda dapat menumbuhkan koneksi yang erat dengan budaya unik mereka sekaligus melestarikan tradisi yang tak tergantikan untuk generasi mendatang.
Teks oleh: Tim Pemberdayaan Masyarakat di Muara Wahau, Kalimantan Timur