• Orangutan
    • Mengapa Orangutan
    • Habitat Orangutan
      • Tentang Habitat Orangutan
      • Peran Penting
    • Ancaman Terhadap Orangutan
    • FAQ Orangutan
  • Tentang Kami
    • Pekerjaan Kami
      • Reintroduksi Satwa
      • Restorasi Ekosistem
    • Tim Kami
    • Sejarah
    • Karir
    • FAQ RHOI
  • Galeri
  • Publikasi
  • Narahubung
ID
EN ID
MENU
  • Orangutan
    • Mengapa Orangutan
    • Habitat Orangutan
      • Tentang Habitat Orangutan
      • Peran Penting
    • Ancaman Terhadap Orangutan
    • FAQ Orangutan
  • Tentang Kami
    • Pekerjaan Kami
      • Reintroduksi Satwa
      • Restorasi Ekosistem
    • Tim Kami
    • Sejarah
    • Karir
    • FAQ RHOI
  • Galeri
  • Publikasi
  • Narahubung
English Indonesia
Kembali ke Cerita
17 Jul, 2023

BURUNG BERKUMIS DARI KEHJE SEWEN

Keanekaragaman Hayati

Tepekong rangkang (Hemiprocne comata) merupakan salah satu spesies burung terkecil dari keluarga Hemiprocnidae. Bulu burung ini berwarna hitam kebiruan pada area bulu kepala, sayap, dan ekornya, sedangkan punggung dan dadanya berwarna zaitun kecoklatan. Selain itu, burung ini memiliki ciri khas berupa garis putih memanjang yang terletak pada atas dan bawah matanya. Hal tersebut menjadikannya seolah-olah memiliki ‘alis’ dan ‘kumis’ putih, sesuai dengan namanya.

Burung ini juga memiliki bentuk ekor dan sayap panjang, seperti campuran antara burung layang-layang dan burung walet. Burung jantan memiliki penutup telinga berwarna coklat kemerahan, sedangkan betinanya tidak. Tepekong Rangkang tersebar di semenanjung Malaysia, Filipina, Sumatra, dan Kalimantan. Burung kecil ini juga banyak ditemukan hidup di hutan dataran rendah, bakau, dan pegunungan.

Tepekong Rangkang dewasa - bahkan pada bayinya - mampu menghasilkan suara yang keras dan jernih, menjadikannya salah satu ‘penyanyi sopran’ hutan Kalimantan. Burung ini juga memiliki kebiasaan bertengger pada dahan-dahan pohon yang mencolok agar memudahkannya dalam berburu mangsa yaitu serangga-serangga kecil.

Sedikit banyak yang diketahui mengenai gaya hidup Tepekong Rangkang ialah mereka membentuk pasangan kawin. Sepasang induk saling bekerja sama melindungi wilayah teritorial mereka dan membesarkan anak-anak mereka. Proses ini berlangsung cepat karena dari saat bertelur hingga bayi mereka menetas hanya terjadi dalam hitungan minggu.

Keberadaannya di Kehje Sewen membuktikan bahwa lingkungan yang menjadi tempat singgahnya kini masih terjaga alami dan sudah menjadi tugas kita, manusia untuk menjaga kelestarian alam tersebut.

Teks oleh: Faldo Pangemanan, Tim PRM Kamp Nles Mamse di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur

  • Share
  • Logo Facebook
  • Logo Twitter

Cerita Lainnya

Keanekaragaman Hayati
MENGENAL SI PERENANG IMUT, SERO AMBRANG
29 Juli 2024
Keanekaragaman Hayati
BINTURUNG: SI TETANGGA MISTERIUS
06 Februari 2023
Keanekaragaman Hayati
SI PELAKU TERDUGA PENCURIAN AYAM
14 Oktober 2024
PT. Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (PT. RHOI) didirikan oleh Yayasan BOS pada tanggal 21 April 2009 untuk menyediakan tempat aman yang permanen bagi orangutan agar mereka dapat hidup dalam kebebasan.
MENU
  • Orangutan
  • Tentang Kami
  • Galeri
  • Publikasi
  • Narahubung
DAPATKAN BERITA TERBARU KAMI

Dapatkan pembaruan eksklusif tentang pekerjaan kami dan bagaimana Anda dapat membantu.

KERJA SAMA
Copyright ©2025 RHOI. All RIghts Reserved. Site by Site by WEBARQ
Narahubung