09 Des, 2024
PELAJARAN DARI ALAM LIAR SAAT MENGAMATI ORANGUTAN REHABILITAN
Orang Utan
Bertemu kembali dengan orangutan rehabilitan selalu membawa cerita tersendiri bagi tim Post-Release Monitoring (PRM) kami yang berada di situs-situs pelepasliaran. Kali ini salah satunya datang dari tim PRM yang berada di Hutan Kehje Sewen. Di suatu pagi yang cerah, tim kami bertemu dengan orangutan Mona. Mona adalah orangutan betina yang dilepasliarkan pada tahun 2013 lalu. Terakhir kali terpantau pada 2022 di sekitar Sungai Lembu, bagian utara Hutan Kehje Sewen.
Baca juga: PROFIL ORANGUTAN KANDIDAT RILIS SAMBOJA LESTARI #4
Saat itu, tim PRM kami mendapatkan tugas untuk melakukan patrol menuju area Transek Emerson. Tim berjalan dengan menyusuri jalan utama menuju pintu masuk transek yang berada tepat di seberang titik flying camp Sungai Lembu berada. Tim kami yang berjalan menyusuri transek sembari memperhatikan sekitar dikejutkan dengan suara dahan yang bergesekan di belakangnya. Pergerakan yang tidak asing ini sudah bisa dipastikan berasal dari orangutan.
Mulanya, tim PRM kami terlihat kebingungan saat mengidentifikasi identitas dari orangutan tersebut. Hal ini bukan tanpa alasan. Selain karena tim kami yang bertugas saat itu adalah anggota baru, kami sudah tidak lagi menggunakan transmitter saat melakukan monitoring orangutan di situs Hutan Kehje Sewen. Tidak menunggu lama, tim kami bergegas mengambil dokumentasi dari orangutan betina tersebut. Setelah diidentifikasi lebih lanjut, ternyata orangutan tersebut adalah Mona.
Baca juga: BERTEMU MONA KEMBALI!
Pertemuan ini sempat berubah menjadi sedikit menegangkan karena Mona ternyata tertarik untuk mengikuti tim kami. Beruntungnya, Mona tidak bertindak agresif dan saat itu ia tidak bersama orangutan lain. Tim PRM kami memutuskan untuk melakukan observasi dengan mengambil jarak yang sangat aman.
Selama pengamatan, Mona terpantau aktif bergerak menggunakan keempat anggota geraknya. Selain itu, ia juga beberapa kali terpantau memakan daun muda serta umbut dari tumbuhan Etlingera sp,. Saat Mona bergerak mendekati tim kami, mereka pun mundur dan mengambil jalan memutar untuk berpindah ke arah transek utama, mendekati Sungai Lembu. Hal ini dilakukan oleh tim kami agar Mona tidak mengikuti tim saat mereka kembali pulang ke arah kamp. Namun, topografi yang naik dan turun sedikit menyulitkan tim kami. Belum lagi sisi kanan dan kiri jalan merupakan tebingan dan jurang sehingga hampir tidak ada jalan lain untuk menghindar.
Baca juga: PENGALAMAN MENGAMATI ORANGUTAN
Pengamatan dilakukan selama kurang lebih dua jam. Seharusnya pengamatan dapat dilakukan lebih dari dua jam. Namun, karena orangutan Mona tertarik dan malah mengikuti tim kami, pengamatan mau tidak mau harus dihentikan. Topografi yang lumayan menyulitkan dapat berisiko bahaya dan kecelakaan yang mungkin terjadi. Monitoring kali ini memberikan pembejalaran berharga untuk tim PRM kami. Mereka menjadi mengerti mengapa perlu dilakukan pengamatan dengan jarak aman. Selain itu, tim kami juga belajar bagaimana harus berpikir dan bertindak secara cepat di situasi yang mendesak.
Teks oleh: Tim Biodiversity-PRM, PT. RHOI di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur