12 Agu, 2024
ULAR PUNAI SUMATRA YANG ANTIK JUGA MEMATIKAN
Keanekaragaman Hayati
Kegiatan patroli merupakan salah satu kegiatan rutin dari tim Post-Release Monitoring (PRM) untuk melakukan observasi area sekitar di setiap jalur transek. Tidak jarang tim menjumpai satwa-satwa yang terbilang sulit dijumpai seperti lutung merah (Presbytis rubicunda) dan owa kalawat (Hylobates muelleri). Baru-baru ini, di Hutan Kehje Sewen, tim PRM kami menemukan seekor hewan yang langsung mereka kenali dari bentuk dan warnanya yang ikonik. Hewan ini dapat ditemukan di dahan pohon bahkan tanah. Yap! Ia adalah ular punai sumatra (Trimeresurus sumatranus) dari famili Viperidae.
Ciri-ciri tubuh ular punai sumatra yaitu berwarna hijau kekuningan dengan garis hitam pada ular dewasa dan hijau pada ular muda. Mereka juga memiliki bentuk kepala segitiga, dan iris mata berwarna kuning keemasan. Warna hijau tua yang mencolok membuat ular ini sulit terlihat saat ia berada di atas pohon.
Baca juga: SI ULAR PUCUK
Ular punai sumatra memiliki bisa yang bersifat hemotoksin, sehingga dapat merusak sistem peredaran darah. Efeknya jika terkena manusia dapat menimbulkan kerusakan jaringan, pembengkakan, perubahan warna kulit menjadi merah gelap, rasa kaku dan nyeri yang meluas, mual, bahkan aritmia jantung. oleh karena itu, lebih baik tidak mengganggu dan tidak mendekat sembarangan bila bertemu dengan ular ini karena ia cenderung peka, pemarah, dan agresif.
Ular punai sumatra termasuk sebagai hewan nokturnal yang sering mencari mangsa di malam hari, saat siang ia akan memilih untuk tidur dengan keadaan tergulung pada cabang pohon. Walaupun berekor pendek, ekor ular punai sumatra memiliki keunggulan dalam memegang ranting pohon dengan kuat. Ia biasanya memanfaatkan indra penciumannya untuk berburu saat malam hari. Ular ini umumnya memakan burung kecil, reptil seperti katak atau kodok, serta mamalia kecil.
Baca juga: SI HIJAU BERJAMBUL YANG PANDAI DALAM BERSEMBUNYI
Ular punai sumatra tersebar di Thailand paling selatan, Semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sumatra dan banyak pulau di Indonesia. Di Kalimantan, ular ini telah tercatat ditemukan pada ketinggian mencapai 1.178 m di Sarawak yang merupakan rekor ketinggian terakhir yang diketahui untuk spesies ini. Habitat punai sumatra berada di area hutan khususnya hutan tropis, ia menyukai area hutan bambu dan semak-semak yang dekat dengan perairan.
Saat ini ular punai sumatra masih dikategorikan sebagai spesies berisiko rendah dalam International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Pejumpaan kami dengan ular ini merupakan suatu hal yang tidak terduga, walaupun mereka mengancam, mereka tetap harus dijaga kelestariannya karena merupakan bagian dari rantai makanan yang dapat menyeimbangi ekosistem hutan!
Teks oleh: Tim PRM di Kamp Lesik, Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur