15 Apr, 2024
LEBAH MENGAMBIL ALIH KAMP NLES MAMSE
Habitat Development
Manis, legit, dan berkhasiat. Semua orang suka madu, tetapi tidak semua orang suka dengan lebah. Memasuki musim lebah, tim Post-Realese Monitoring (PRM) kami di Kamp Nles Mamse harus lebih waspada.
Baca juga: KEMAMPUAN BERTAHAN HIDUP DI HUTAN MENGHINDAR DARI LEBAH
Lebah hutan yang berterbangan di area Kamp Nles Mamse sering kali menyerang telapak kaki tim kami saat mereka mencoba menjalani hari-hari mereka. Saat ini, sengatan lebah hampir terjadi setiap hari dan tim bahkan perlu berhati-hati terhadap serangan lebah saat pergi ke kamar mandi.
Lelah dengan kejadian tersebut, tim PRM kami berusaha mencari sumber sarang lebah hutan yang mengganggu. Upaya mereka dihargai dengan penemuan beberapa sarang besar di pohon-pohon yang tinggi, tepat di belakang kamp. Namun, banyak sarang yang lebih tinggi dari 30 m dari atas tanah sehingga tim kami kesulitan untuk mengusir koloni lebah atau mengambil madunya.
Madu hutan merupakan salah satu jenis Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat lokal sebagai komoditas yang dapat diperdagangkan. Tidak hanya digunakan sebagai pemanis alami yang lezat, madu hutan juga dimanfaatkan sebagai alternatif obat di Indonesia.
Baca juga: FAUNA EKSOTIS DI HUTAN KEHJE SEWEN
Madu hutan memiki perbedaan dengan madu hasil perternakan lebah. Madu hutan berasal dari nektar berbagai jenis bunga yang membuat khasiatnya banyak diunggulkan. Selain itu, madu hutan jauh lebih murni karena tidak ditambahkan zat-zat lainnya.
Teks oleh: Tim PRM di Kamp Nles Mamse, Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur