02 Okt, 2024
PENGALAMAN MENGAMATI ORANGUTAN
Post Release Monitoring
Pada awal bulan Mei lalu, kami kedatangan banyak personil baru. Semua personil baru tersebut kemudian terbagi ke dalam tiga divisi, yaitu Divisi Post-Release Monitoring (PRM), Divisi Restorasi Ekosistem-Pengelolaan & Pembinaan Hutan (RE-PPH), dan Divisi Restorasi Ekosistem-Perlindungan, Pengamanan, dan Kebakaran (RE-PPHK).
Setiap divisi memiliki peran dan tugas yang berbeda-beda. Divisi PRM bertugas tidak hanya mengamati orangutan, tetapi juga melakukan inventarisasi terhadap satwa-satwa lainnya yang ditemui selama melakukan patrol. Sedangkan tugas para anggota yang tergabung dalam RE bertugas melakukan perlindungan, pengamanan, dan pengelolaan hutan dari potensi kerusakan.
Baca juga: MENJAGA LAMPU TETAP MENYALA DI KAMP NLES MAMSE
Sangat menyenangkan ketika memiliki lebih banyak teman di kamp. Tentunya, tim PRM juga mendapat tambahan personil yang akan semakin menghidupkan suasana di dalam tim. Empat personil baru yang bergabung dalam tim PRM adalah Rasya, Farhan, Ferdi, dan Rangga. Mereka adalah rekan-rekan yang menyenangkan dan mau belajar banyak hal baru, termasuk bagaimana melakukan observasi orangutan. Sebelumnya, mereka telah diajarkan bagaimana cara membaca ethogram yang tim PRM kami gunakan untuk membaca perilaku orangutan. Saat pertama kali melakukan observasi, Mereka terlihat sangat serius dan antusias ketika melakukan observasi.
Baca juga: PELATIHAN PENANGANAN ULAR BERSAMA YAYASAN SIOUX ULAR INDONESIA
Keempat personil baru kami tersebut terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu Farhan dan Ferdi, melakukan observasi orangutan untuk pertama kalinya saat keduanya sedang melakukan monitoring di Transek Lito. Farhan mengaku bahwa itu adalah pertama kalinya dia melihat orangutan secara langsung di alam liar. Sementara itu, kelompok kedua yang terdiri dari Rangga dan Rasya, pertama kali melakukan observasi orangutan yang kebetulan mampir di area sekitar Kamp Nles Mamse. Saat itu, keduanya mengobservasi orangutan Signe dan bayinya yang sudah hampir satu tahun tidak terlihat.
Baca juga: BIDIKAN PENEMBAK JITU HUTAN!
Selama belajar melakukan observasi, mereka juga diajarkan melakukan dokumentasi yang wajib diambil ketika observasi, pengambilan titik GPS, prioritas pencatatan perilaku, dan juga apa saja yang tidak boleh dilakukan ketika observasi dilakukan. Tantangan lain yang juga mau tidak mau mereka pelajari selama melakukan observasi ialah harus menyesuaikan diri dengan medan. Mengingat bahwa orangutan lebih banyak melakukan brakiasi di atas kanopi, tentu tidak mudah bagi personil tim PRM kami untuk mengikuti pergerakan mereka yang lincah dan cepat melalui jalan darat dengan medan Hutan Kehje Sewen yang luar biasa naik turun.
Observasi terhenti saat keempat tim PRM kami kehilangan jejak dari orangutan-orangutan yang tengah diobservasi. Meski belum maksimal, tetapi para personil baru ini memiliki semangat yang kuat untuk terus belajar dan mencoba lebih baik lagi ke depannya. Semangat, Tim!
Teks oleh: Tim Biodiversity-PRM, PT. RHOI di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur