Fokus menyeluruh dari pekerjaan kami dalam program reintroduksi orangutan adalah pelepasliaran orangutan. Sebagai salah satu program dari Yayasan BOS, RHOI membantu menyediakan habitat alami untuk orangutan-orangutan rehabilitan dari Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari ke Hutan Kehje Sewen di Kalimantan Timur.

Kami masih bekerja untuk mengidentifikasi hutan tambahan yang cocok di Kalimantan Timur demi menampung ratusan orangutan yang masih dalam perawatan kami di pusat rehabilitasi kami dan mereka yang mungkin diselamatkan di masa depan.

Dari awal tahun berdirinya RHOI di 2009 sampai saat ini, kami telah berhasil melepasliarkan 121 individu orangutan di Kehje Sewen. Kenyataannya, program reintroduksi orangutan tidak berhenti sampai saat orangutan berhasil dilepasliarkan. Perlu adanya pemantauan pasca-pelepasliaran. Kami menyebutnya dengan Post-Release Monitoring (PRM). 

Post-release monitoring (PRM) sangat penting untuk menilai kesehatan, perilaku, dan kelangsungan hidup orangutan yang dilepasliarkan. Tantangannya adalah untuk memastikan bahwa populasi baru ini sehat, mapan, dan terlindungi di masa depan. Kombinasi pemantauan pasca-pelepasliaran dan intervensi medis ini, yang kami sediakan hanya sesuai kebutuhan, bertujuan untuk memastikan bahwa pelepasliaran orangutan kami berhasil, dan bahwa setiap individu orangutan memiliki kesempatan terbaik untuk bertahan hidup.

Selain PRM, kami juga melakukan patroli hutan, dan survei area di lokasi pelepasliaran kami, di Kehje Sewen. Kami memiliki komitmen untuk melepasliarkan orangutan ke habitat alami mereka untuk membangun populasi liar baru yang layak dan meningkatkan prospek konservasi spesies tersebut. Setelah orangutan memperoleh semua keterampilan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup di alam liar, tim kami terlibat dalam perencanaan terperinci yang diperlukan untuk setiap pelepasliaran demi memastikan bahwa hal itu dapat dilakukan dengan aman dan sukses.