20 Jan, 2025
PERAN GANDA “EMBUNG” BAGI HUTAN KEHJE SEWEN
Habitat Development
Kehje Sewen merupakan hutan hujan tropis yang memiliki luas area mencapai 86.593,65 ha. Setengah dari kawasan Hutan Kehje Sewen di dominasi oleh tipe habitat berbukit sehingga menjadikannya ekosistem tropis yang unik bagi satwa-satwa endemik Pulau Kalimantan. Melimpahnya sumber daya biotik maupun abiotik menjadi "primadona" utama yang ditawarkan oleh Hutan Kehje Sewen. Kelebihan ini secara tidak langsung juga memberikan jasa lingkungan yang berpengaruh bagi kelestarian hidup satwa yang ada di dalamnya.
Baca juga: FAUNA EKSOTIS DI HUTAN KEHJE SEWEN
Apa itu Embung?
Salah satu contoh sumber daya abiotik yang menawarkan jasa lingkungan yang tinggi ialah embung, atau oleh masyarakat setempat biasa disebut sepan. Embung merupakan “wadah” konservasi air berbentuk kolam dengan luas kurang lebih 190 m2 untuk menampung air hujan atau air limpahan. Saat menghadapi pergantian musim dari musim hujan ke musim kemarau, satwa-satwa di Hutan Kehje Sewen kerap kali mengunjungi tempat tersebut untuk mencukupi kebutuhan konsumsi airnya.
Baca juga: KEINDAHAN SEPAN
Di Kehje Sewen, embung terbentuk karena proses alami munculnya cekungan berbentuk payau kecil. Embung menjadi tempat penyimpanan air yang efesien di hutan karena dapat dimanfaatkan pada musim kemarau atau saat kekurangan air. Beberapa satwa liar yang sering memanfaatkan keberadaan embung seperti kijang, rusa, atau babi hutan.
Pemanfaatan Embung
Di sisi lain, keberadaan embung dapat juga dimanfaatkan sebagai cadangan air untuk mengahadapi risiko kebakaran hutan. Bagi Tim Pengamanan, Perlindungan Hutan, dan Kebakaran (PPHK) keberadaan embung sangat membantu dalam upaya mitigasi kebakaran hutan. Cadangan air yang disediakan oleh embung dapat menjadi solusi tercepat untuk memadamkan api ketika sewaktu-waktu terjadi kasus kebakaran hutan.
Baca juga: ‘HIDDEN GEMS’ DARI HUTAN KEHJE SEWEN
Embung di Hutan Kehje Sewen
Hingga saat ini, keberadaan embung di hutan Kehje Sewen masih sangat terbatas. Luasnya area dan medan yang berbukit menjadi kendala dan tantangan utama yang dihadapi oleh tim PPHK dalam memetakan keberadaan embung di areal seluas 86.000 ha lebih. Namun dengan bantuan teknologi serta bekal pengetahuan kondisi lapangan yang baik, tim PPHK berkomitmen untuk terus berupaya menemukan embung-embung baru yang nantinya dapat digunakan untuk kebutuhan cadangan air satwa maupun mitigasi kebakaran di hutan Kehje Sewen.
Teks oleh: Tim RE-PPHK, PT. RHOI di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur