24 Mar, 2025
INTEROBSERVER: PENYAMAAN PERSEPSI DALAM OBSERVASI ORANGUTAN
Post Release Monitoring
Dalam dunia penelitian dan pemantauan satwa liar, penting bagi para observer untuk memiliki pemahaman yang sama dalam mengamati dan mencatat perilaku satwa yang mereka teliti. Salah satu metode yang digunakan untuk mencapai kesamaan persepsi ini adalah interobserver.
Baca juga: PENGALAMAN MENGAMATI ORANGUTAN
Menurut Cambridge Dictionary, interobserver diartikan sebagai kegiatan di mana individu yang berbeda mengamati kejadian yang sama dan melaporkannya. Lebih spesifik, ketika para observer harus mengamati satu objek yang sama untuk dilaporkan. Metode ini sangat penting untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan konsisten dan dapat dibandingkan satu sama lain, terutama jika ada perubahan standar penilaian atau variabel data yang harus diperbarui.
Interobserver di PT RHOI
Di PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (PT RHOI), interobserver dimulai dengan sosialisasi perubahan ethogram pertama kali pada bulan Agustus 2024. Setelah itu, dilakukan pelatihan dan sesi observasi untuk memastikan bahwa seluruh tim memahami dan dapat menerapkan metode baru ini dengan baik. Observasi dilakukan dalam dua bentuk, yaitu melalui rekaman video dan langsung di lapangan. Namun, observasi langsung sering kali menghadapi tantangan, terutama karena orangutan tidak selalu dapat ditemui setiap hari di habitatnya.
Baca juga: DI BALIK PELEPASLIARAN ORANGUTAN
Baru-baru ini, tim Post-Release Monitoring (PRM) kami melakukan interobserver secara langsung di area Kamp Nles Mamse. Pada hari itu, tiga anggota tim kami, yaitu Rasya, Rangga, dan Nabillah, bertemu dengan orangutan Bungaran di sekitar belakang kamp. Bungaran dipilih sebagai objek observasi mereka. Rasya, yang memiliki pengalaman lebih banyak dalam mengisi data observasi, dijadikan sebagai patokan dalam pengambilan data interobserver kali ini. Observasi dilakukan selama dua jam penuh.
Tantangan Selama Melakukan Interobserver
Praktiknya, pengamatan orangutan tidak selalu berjalan dengan mudah. Bungaran merupakan orangutan yang dikenal aktif dan lincah. Ia bergerak mudah dari satu pohon ke pohon lainnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk tim kami dalam melakukan pengamatan. Mereka harus masuk ke dalam semak-semak, bahkan menyeberangi sungai untuk tetap dapat mengamatinya. Selama pengamatan, aktivitas Bungaran didominasi oleh pencarian makanan. Ia mencoba berbagai jenis daun serta pucuk batang dari beberapa pohon sebelum akhirnya menghilang dari pandangan tim kami.
Baca juga: BEKERJA DI HUTAN BISA SANGAT MENDEBARKAN!
Setelah observasi selesai, data yang dikumpulkan dianalisis untuk menilai kesamaan persepsi antara satu orang dengan lainnya dalam mengamati perilaku orangutan. Hasil dari interobserver ini akan menjadi dasar evaluasi dan peningkatan metode observasi oleh tim PRM kami di lapangan. Melalui metode interobserver, diharapkan data yang dikumpulkan lebih akurat dan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai perilaku orangutan di habitat alaminya.
Teks oleh: Tim Biodiversity-PRM, PT. RHOI di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur