17 Mar, 2025
SEPASANG PELATUK RAFFLES DI HUTAN KEHJE SEWEN
Keanekaragaman Hayati
Cerita dari tim kami di lapangan tidak pernah membosankan. Kali ini, tim Post-Release Monitoring (PRM) yang tengah berpatroli memantau orangutan berhasil mengabadikan momen langka: sepasang burung pelatuk Raffles (Dinopium rafflesii) bertengger di dahan pohon. Keberadaan mereka di kawasan ini menjadi pertanda ekosistem yang sehat dan kaya akan keanekaragaman hayati.
Mengenal Burung Pelatuk Raffles
Burung pelatuk Raffles adalah salah satu spesies burung pelatuk yang dapat ditemukan di hutan tropis Asia Tenggara, termasuk di Pulau Kalimantan, Sumatra, serta Semenanjung Malaysia dan Thailand. Mereka dapat ditemukan di hutan dataran rendah, terutama yang memiliki pohon-pohon tua yang menjadi tempat ideal untuk bersarang dan mencari makan.
Baca juga: BURUNG PELATUK RAFFLES
Burung pelatuk ini memiliki tubuh yang ramping dengan panjang sekitar 25–28 cm. Warna tubuhnya didominasi oleh kombinasi hitam, hijau olive, dan abu-abu. Jantan dan betina dapat dibedakan dari warna kepalanya—burung jantan memiliki mahkota merah mencolok (kiri), sedangkan betina memiliki kepala kehitaman dengan garis putih di sekitar wajahnya (kanan). Paruhnya kuat dan tajam, alat utama mereka dalam mencari makan serta membuat lubang di batang pohon.
Perilaku Hidup dan Pola Makan
Burung pelatuk terkenal dengan kebiasaannya mematuk batang pohon untuk mencari serangga yang bersembunyi di bawah kulit kayu. Burung ini memiliki kebiasaan mencari makan baik secara individu atau berpasangan, menggunakan paruh mereka untuk menggali larva, semut, dan serangga kecil lainnya dari dalam kayu yang membusuk.
Selain itu, burung ini memainkan peran penting dalam ekosistem hutan dengan membantu mengendalikan populasi serangga serta menciptakan lubang-lubang di batang pohon yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh burung lain atau mamalia kecil untuk bersarang.
Kebiasaan Kawin dan Berkembang Biak
Burung pelatuk memiliki pola kawin yang menarik. Selama musim kawin, jantan akan menarik perhatian betina dengan menampilkan perilaku “drum-roll”—mematuk pohon dengan ritme cepat untuk menghasilkan suara khas. Selain itu, mereka juga melakukan pertunjukan visual seperti membentangkan ekor dan mengepakkan sayap dengan cepat.
Baca juga: SEPASANG JULANG EMAS DI PENGHUJUNG HARI
Setelah betina memilih pasangan, keduanya akan bekerja sama menggali lubang di batang pohon mati sebagai tempat bertelur. Biasanya, burung pelatuk bertelur sekitar dua hingga empat butir, yang kemudian dierami oleh kedua induknya secara bergantian. Anak burung akan tinggal di dalam sarang hingga cukup besar untuk terbang dan mencari makan sendiri.
Burung Pelatuk dan Keberlanjutan Hutan
Kehadiran sepasang burung pelatuk Raffles di Hutan Kehje Sewen menjadi indikator positif bahwa kawasan ini masih memiliki pohon-pohon tua yang dapat menjadi habitat ideal bagi berbagai spesies burung dan satwa lainnya. Konservasi hutan yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan bahwa burung pelatuk dan satwa liar lainnya dapat terus hidup bebas di alam.
Dengan terus menjaga kelestarian hutan, kita tidak hanya melindungi orangutan yang menjadi fokus utama rehabilitasi di Kehje Sewen, tetapi juga memastikan bahwa spesies seperti Dinopium rafflesii tetap bisa berkembang di habitat alaminya.
Teks oleh: Tim Biodiversity-PRM, PT. RHOI di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur